July 26, 2010

Musibah...


Doa Ketika Tertimpa Musibah

Musibah yang dialami oleh seorang mukmin, baik yang besar atau kecil,
merupakan balasan Allah atas dosa-dosa yang pernah dilakukannya. Musibah
tersebut sebagai penghapus dosa-dosa selama ia terbebas dari perbuatan
kesyirikan dan dosa besar lainnya. Sehingga ia akan menghadap Allah
dalam keadaan bersih dari dosa yang pada akhirnya akan dimasukkan surga
oleh Allah Ta’ala. Apabila ia tidak melakukan kezaliman berupa
kesyirikan, kezaliman terhadap sesamanya, atau kezaliman terhadap
dirinya, maka ia akan mendapatkan rasa aman pada hari kiamat dan
petunjuk di dunia dan akhirat. (Fathul Majid, tanpa tahqiq hal. 38).

Lalu bagaimana agar musibah yang menimpa seorang mukmin dapat menjadi
penghapus dosa bahkan menjadi pahala dan menggantikan musibah itu dengan
sesuatu yang lebih baik ?

Pertanyaan ini telah dijawab oleh Allah Ta’ala dalam Surah Al Baqarah
156-157 :

"Orang-orang yang apabila tertimpa musibah mereka mengatakan:"inna
lillahi wa inna ilaihi raji’un (Sesungguhnya kami ini milik Allah dan
kami akan kembali kepada-Nya). Mereka itu mendapatkan salawat (pujian)
dan rahmah. Merekalah orang-orang yang mendapat petunjuk."

Nabi S.A.W juga memberikan petunjuk kepada kita
apa yang harus diucapkan ketika kita tertimpa musibah, besar atau kecil,
dengan mengucapkan kalimat istirja’.

Dari Abu Hurairah R.A bahwa Rasulullah S.A.W bersabda :

"Hendaklah salah seorang kamu mengucapkan istirja’ dalam segala hal
(musibah) meskipun yang terjadi pada tadi sandalnya. Sebab yang demikian
tergolong musibah."

(Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadith ini hasan setelah melihat
adanya penguat hadith ini berasal dari Ibnu Sunni dengan sanad lemah (Al
Kalimuth Thayyib, Ibnu Taimiyah, tahqiq Al Albani, hal.81)

Ummu Salamah R.A mengatakan bahwa ia pernah mendengar
Rasulullah S.A.W bersabda :

"Seseorang yang tertimpa musibah lalu ia berkata : inna lillahi wa inna
ilaihi raji’un dan berdoa : Allahuma jurnii fi musibatii wakhluf liya
khairan minhaa (Ya Allah berilah aku pahala dalam musibah ini dan
gantikanlah untukku dengan yang lebih baik daripadanya). Niscaya Allah
akan memberinya pahala karena musibah itu dan menggantikan untuknya
dengan yang lebih baik." (HR. Muslim 3/37-38).

Tatkala Abu Salamah (suaminya) meninggal, dia mengucapkan apa yang
dikatakan Nabi Muhammad S.A.W. Tak lama kemudian ia menjadi
isteri Rasulullah S.A.W, suami baru yang lebih
baik dari pada Abu Salamah. Siapa mengira ia mendapatkan suami
Rasulullah S.A.W sementara ia sendiri pernah
mengatakan :"Lelaki mana yang lebih baik daripada suamiku"? (Mukhtashar
Syarah Shahih Muslim, hadith no. 918)

Dengan demikian semestinya tindakan seorang mukmin dalam menghadapi
segala macam musibah dengan tetap dalam keadaan sabar, istiqamah dan
mengharap pahala serta ampunan Allah. Tidak sebaliknya dengan
menggerutu, menampar-nampar pipi atau merobek-robek saku baju,
menjerit atau tindakan lain yang tidak selayaknya diperbuat oleh seorang
mukmin.

No comments:

Post a Comment